Diawali dengan butiran padi
Menghasilkan juga beras yang lebih putih tetapi dengan butir-butir kecil
Di penggilingan ini ada beberapa produk beras yang dihasilkan. Mulai dari yang kelas bawah sampai yang kelas atas, tergantung dengan permintaan pelanggan.
Bisnis yang sudah berjalan beberapa tahun ini memang tidak mempunyai kesulitan untuk mencari pembeli. Dengan kapasitas 9 ton/hari, maka tidak pernah terjadi sisa produksi yang menumpuk di gudang.
Penggilingan ini baru berhenti, bila terjadi gagal panen atau tidak ada pasokan padi lagi dari petani.
Hujan tidak menjadi kendala disini, karena tersedia "oven" untuk mengeringkan padi, sehingga produksi penggilingan tetap dapat berjalan.
Konsekuensinya memang harga jadi mahal, karena tadinya memakai energi matahari yang gratis, sekarang haru smempergunakan energi pengganti yang perlu material untuk proses pengeringannya.
Model penjualan disini menganut model ambil di tempat, bukan franco pembeli, sehingga harus ditambahkan ongkos transport beras ke Cikarang. Biaya transportasi sekitar 150 [seratus lima puluh rupiah] per kg atau sekitar Rp. 1.350.000 per truk.
Pak Eko, ada ralat dikit.
ReplyDeleteOngkosnya 1,5 perak itu maksudnya Rp. 150,-/kilo. Jadi satu truk sekitar Rp. 1.350.000,-
Pa Choirul cepat nih, saya malah baru tahu dari isteri saya. Bisa diralat pa?
ReplyDeleteMakasih koreksinya pak,
ReplyDeletesemoga sekarang sudah benar-benar betul
salam
oooh.. =O
ReplyDelete