Monday, July 13, 2009

Masih takut jadi pengusaha... capek dech

Ada kecenderungan dari orang-orang untuk menjalankan banyak bidang usaha dan ada juga kecenderungan orang-orang untuk menjalankan bisnis yang lebih sedikit atau biasa disebut “terfokus”.

Menurut versi yang menjalankan banyak bidang usaha, mereka bilang semua usaha bisa dikerjakan sama-sama asalkan bisa membagi waktunya sedangkan menurut versi yang “fokus” mereka bilang bahwa semua bidang usaha harus fokus kepada tujuan agar bisa menghasilkan yang maksimal.
Ada banyak alasan lainnya yang semuanya masuk akal karena beda orang beda situasinya.

Lalu apakah yang menjalankan banyak bidang usaha itu tidak fokus….???
Menurut saya tidak juga, mereka itu tetap fokus……. fokus kepada semua bidang usaha.
Apakah yang menjalankan sedikit bidang usaha itu juga disebut fokus…?? Tidak juga, bisa jadi ini disebabkan karena mereka takut melakukan action, kebanyakan mikir

Lalu mana yang baik, mana yang lebih bener….??
Semuanya bener… yang tidak bener itu adalah mereka yang tidak melakukan apapun, mereka yang bisanya hanya menceritakan berdasarkan teori yang didapat dari membaca buku, ikut seminar, diskusi. Mereka ini biasanya tidak banyak melakukan action tetapi mereka ini yang bicaranya selalu lebih vokal.
Tong kosong berbunyi nyaring - SLANK
Orang dengan type seperti ini kalau menyampaikan sebuah teori sangat masuk akal dan biasanya teori-nya itu diambil dari kutipan buku motivator terkenal

Lalu mana yang harus dipilih dari semua bidang usaha itu….??
Menurut versi pak Purdi E Chandra owner PRIMAGAMA ada cara yang sangat jitu. Buat tulisan bidang usaha kita, linting kecil2, dikocok dan lihat yang keluar apa… nah itu aja yang dijadikan usaha.
Kenapa…. Karena semua usaha itu pada awalnya belum kelihatan jelas prospeknya. Usaha itu bisa dikatakan punya prospek bagus jika memang sudah terbukti menghasilkan uang buat pemiliknya bukan berdasarkan keberhasilan orang lain.

Yang terpenting lagi adalah….. selalu melibatkan Tuhan Yang Maha Esa dalam setiap langkah usaha kita. Saling tolong menolong saudara kita yang mengalami kesulitan.
Tidak perduli apapun agamanya, tidak perduli bagaimana cara berdoanya yang penting dalam menjalankan usaha tidak melanggar norma agama dan norma masyarakat.
Gampang kan, masih takut jadi pengusaha…?? Capek dech nerima duit bulanan

Salam sukses dunia akherat,

Minggu pagi di bunderan Golf Jababeka



Ada yang beda dengan pertemuan mastermind cikarang1/mmc1 kali ini. Acara yang sedianya akan dilaksanakan di rumah Pak Sangadi terpaksa dibatalkan karena tuan rumah harus rawat inap akibat DBD. Pak Ketua menawarkan via milist siapa anggota mmc1 yang bersedia menyiapkan tempat pertemuan. Tampaknya tidak memungkinkan bagi anggota mmc1 saat ini untuk menyediakan tempat karena ada keluarganya yang sakit ataupun sang istri tidak bisa mendampingi karena masih liburan sekeloh bersama putra-putrinya diluar kota.

Saya mencoba menghubungi istri yang berada di Anyer untuk minta kesediaannya menemani saya menjadi tuan rumah, tapi sang istri tidak siap karena Kiki masih betah tinggal sama Kakeknya.

Dua hari sejak email itu dikirim akhirnya timbul ide untuk mengadakan acara di luar rumah. Ya..., taman bunderan Golf. "Kenapa tidak diadakan di alam terbuka saja?". Sebagian anggota yang lain pun menyetujuinya.

Adalah Pak Anas yang menjadi pembicara pada pertemuan kali ini tentang strategi pemasaran melalui mutu.

Gaya murid paling aneh sedang menyimak materi

Masing-masing peserta mmc1 menceritakan progress-nya di http://eshape.wordpress.com/2009/07/13/kembali-ke-alam/

Tepat pukul 12.00, semua peserta telah menyampaikan WIFLE-nya masing-masing, dimana kali ini moderator mencoba membatasi waktu tiap peserta maksimal 20 menit, 5 menit Wifle + 15 menit tanggapan peserta lain.

Setelah ditutup dengan doa, Pak Ketua memberikan nasi bungkus berisi nasi pecel plus rempeyek teri. Terasa nikmat sekali menyantap hidangan ditengah alam bebas. Apalagi minumnya teh gelas yang dibawa oleh Pak Ary. Sayang Pak Ary tidak bisa ikut acara karena istrinya sedang sakit, semoga lekas sembuh.

menikmati makan siang dengan menu sarapan pagi

Sayangnya taman yang indah ini tidak ada fasilitas toilet, sehingga setiap peserta harus repot mencari toilet di musala terdekat.