Sunday, May 31, 2009

Mimpi



"...kau tanamkan berjuta beban diri
kau tanamkan.. benih kasih adalah emosi....

Melambung jauh terbang tinggi bersama mimpi
Terlelap dalam lautan emosi...
Setelah aku sadar diri, kau tlah jauh pergi...
Tinggalkan mimpi yang tiada bertepi....

Kini hanya rasa rindu merasuk di dada
Bagaikan kumbang merayap pergi
bawa harum kasih membara....."

Cuplikan lagu Anggun C Sasmi - Mimpi

Banyak sekali orang yang memimpikan sesuatu...
"... aku pengin buku-ku cepat terbit tapi kok males banget ya nulisnya..."
"... aku pengin keluar dari pekerjaan karena boring banget nich, tapi gimana caranya...??"
"...suatu saat gue harus punya Mercy... gue akan nabung terus gue beli..."

Banyak sekali keinginan masing-masing orang yang kalau diperhatikan itu kelihatan lucu sekali tidak masuk akal dan ada yang cenderung gila.
Saya sendiri termasuk orang yang mempunyai mimpi yang selalu lebih dari apa yang orang bayangkan... "ini kata orang-orang"
Saya tidak memimpikan punya rumah atau ruko tapi saya mimpi punya pabrik, mall atau sebagai pemilik komplek perumahan, bahasa kerennya Developer.
Saya tidak ingin jadi anak band yang cukup terkenal dan punya beberapa album tetapi saya ingin jadi musisi terkenal yang mempunyai beberapa perusahaan... jadi nge-band dan bisnis bisa jalan bareng.

Saya sering di ketawai sama beberapa orang yang saya ajak sharing soal mimpi ini tetapi banyak juga yang memberikan dukungan. Semuanya saya terima karena saya suka sekali mendapatkan masukan.

Dulu sewaktu masih kuliah, saya mimpi untuk bisa menjadi programmer "sekolah saya di STIKOM Surabaya" dan juga bisa jalan-jalan keliling Indonesia. Mimpi itu sudah tercapai, semua pulau besar di Indonesia sudah saya jajaki hanya 1 yang belum yaitu Papua dan menurut saya itu cuma masalah waktu dan kemauan. Saya juga punya mimpi suatu saat punya usaha di bidang komputer dengan beberapa anak buah dan hal ini juga sudah lama terwujud.

Ada beberapa cara agar mimpi saya bisa terwujud dan ini saya nggak tahu apakah bisa cocok atau tidak buat orang lain sebab karakter tiap orang itu beda-beda.
Ini saya buat berdasarkan dari apa yang telah saya alami

1. Membuat imajinasi positif terhadap mimpi kita dengan jelas
Saya selalu berusaha untuk selalu yakin akan setiap mimpi yang saya buat. Selalu saya buat langkah-langkah imajiner dalam otak. Saya buat step by step dalam otak untuk mencapai mimpi itu.
2. Selalu menjaga mimpi agar selalu On The Track
Hal ini membutuhkan fokus dari kita. Biasanya kita itu seperti anak kecil yang selalu berubah pikiran jika melihat hal lain yang lebih menjanjikan dan saya termasuk orang yang seperti itu. Jika saya mengalami hal ini maka biasanya saya berhenti sejenak dan mengamati dulu prosesnya. Berhenti disini dalam artian bukannya mundur dari mimpi tetapi saya mencoba untuk berpikir dengan jernih dan bukannya berpikir dengan emosi.
3. Segera bangun tidur dan buat perubahan kecil
Setiap kali saya mempunyai mimpi maka saya selalu melakukan perubahan kecil dalam tingkah laku sehari-hari. Sekarang ini saya ingin menjadi seperti Setiawan Djodi, maka yang saya lakukan setiap saya kerja adalah selalu mendengarkan semua lagu dan menyimak dengan jelas setiap ketukan, nada, tempo pada lagu tersebut. Saya pelajari bagaimana orang ini bisa seperti itu. Kalau kata orang-orang pinter itu disebut teknik ATM "Amati - Tiru - Modifikasi"
4. Berdoa dan pasrah kepada Yang Maha Kuasa
Hal ini yang paling penting dalam mewujudkan mimpi. Saya banyak sekali terbantu dengan tangan Tuhan dalam mewujudkan mimpi. Yakinlah bahwa Tuhan akan selalu menjawab semua doa kita.

Sebagai contoh implementasi mimpi, yang saya lakukan sebagai berikut...
Untuk lebih mempertegas mimpi, saya selalu menuliskan mimpi dan menyebarkan kepada semua orang... gunanya untuk apa toh orang lain juga nggak ada untungnya.
Benar buat orang lain tidak ada gunanya tetapi buat saya hal ini berguna sekali. Saya menunggu komentar dari orang-orang tersebut baik yang mendukung, mencela, mengkritik atau apapun. Dan biasanya jika sudah tiba waktunya saya masih belum bisa juga mewujudkan mimpi itu maka saya pasti malu BESAAARRRR.... nah untuk menghilangkan rasa malu ini maka saya harus fokus dan cepat-cepat mewujudkan mimpi kalau nggak... wah orang-orang bisa nertawain saya karena saya dianggap orang gila

Mimpi saya saat ini beda dengan 3 bulan yang lalu kenapa beda.... karena saya telah merangkumnya menjadi 3 bagian

Mimpi saya 3 bulan lalu
1. Otomatisasi System Pradana Komputer "Nama Perusahaan saya"
2. Margin Rp. 20.000.000,- per bulan
3. Jualan kue minimal 2 catering
4. Set up 5 usaha baru
5. Beli 2 property (rumah, ruko, gedung, dll)

Setelah saya lakukan evaluasi dan ternyata untuk no 1 sampai saat sudah 80% jalan. Margin Rp. 20.000.000,- perbulan terlalu kecil karena saya salah setting. No 3 - 5 itu saya jadikan 1 dan mimpi saya saat ini sampai akhir tahun 2009....
1. Full otomatisasi Pradana Komputer
2. Beli 2 property - "Sudah dapat 1 property di Margonda Depok "
3. Blogger

Untuk jangka panjang....
Saya akan mewujudkan mimpi menjadi Musisi, Developer dan mendapatkan passive income dari menerbitkan buku

GOD please assist me...

Catatan Dari Toko (31 Mei 2009)

Beberapa hari yang lalu, minyak goreng di Cimart sempat kehabisan. Pada saat saya menelpon Yudi untuk menanyakan persediaannya, ternyata sudah kosong melompong si minyaknya.

Akhirnya kemarin pada saat saya dan istri belanja minyak goreng, kami lebihkan belanja minyak goreng FILMA untuk saya taruh di Cimart. Perhitungan saya, produk FILMA itu masih menguntungkan konsumen Cimart karena harga jualnya masih bisa lebih rendah daripada harga pasar, juga masih menyisakan untung untuk Cimart.

Pagi tadi, saya menaruh minyak goreng FILMA itu sejumlah 4 kardus di toko Cimart. Menyambut kedatangan komoditas penting yang selama beberapa hari tidak ada di toko, langsung serta merta Yudi dan Hendra membongkar kardus-kardusnya dan menyusun pouch-pouch minyak goreng itu di atas rak toko.
Selanjutnya, saya menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan mereka, tentang seputaran pekerjaan sehari-hari mereka. Ini hal-hal yang saya catat dari mereka:

1. Menurut mereka beras sudah lumayan penjualannya. Cukup sering orang datang membeli beras, baik anggota maupun bukan anggota Cimart, dan juga orang yang menelpon memesan beras untuk diantar ke tempatnya. Saya lihat, memang di atas palet beras yang harganya Rp 5500 sudah tinggal 3 karung saja, sementara yang harganya Rp 5700 masih cukup banyak. Kondisinya terbalik dengan beras batch pembelian pertama, yang Rp 5700 habis terlebih dahulu.
Ayo, siapa lagi yang di rumah berasnya hampir habis? Langsung pesan saja ke Cimart, karena beras Cimart murah berkualitas.

2. Sementara minyak goreng Bimoli pun sudah beberapa hari habis, dan memang itu sudah saya ketahui karena saya pernah mau pesan tapi katanya sudah habis. Makanya saya datang ke situ untuk mengisi kekosongan minyak goreng, meskipun dengan beda merek. Sementara menurut Yudi dan Hendra, bimoli juga akan masuk Senin besok.
Tapi tidak apa, Filma akan menjadi alternatif selain Bimoli, karena selera konsumen yang berbeda-beda. Bahkan pengalaman istri saya yang sering masak-memasak, Filma ini kualitasnya sedikit lebih baik dari Bimoli. (Se-level-annya dengan Bimoli yang Spesial!)
Yang kemarin belum kebagian minyak goreng, mulai hari ini sudah tersedia kembali!

3. Ada sedikit ganjalan yang dirasakan baik oleh Yudi maupun Hendra mengenai jasa pengantaran (yang merupakan nilai lebih Cimart), yaitu masalah ongkos antar. Dulu pernah ditetapkan Pak Dirut bahwa ongkos antar barang belanjaan di Cimart sekian berdasarkan jarak antar. Nah, pemberlakuannya yang kurang konsisten. Karena tidak ditetapkan secara resmi, akhirnya prakteknya di lapangan pun kadang pembeli memberikan uang jasa itu atau bisa juga tidak.
Ini perlu diputuskan segera, supaya mereka tidak ragu. Apakah ongkos antar secara resmi diberlakukan? Kalau iya, berapa besarnya dan bagaimana aturannya?
Atau kita gratiskan untuk nilai pembelian tertentu (misalnya minimal 50 ribu atau mungkin 100 ribu). Setelah dibuat aturannya secara resmi, kita minta Yudi dan Hendra untuk selalu menginformasikan ke pemesan, agar mereka menyiapkan "uang antar"-nya. Atau kalau nilai pembeliannya lebih besar dari permisalan yang tadi, pemesan pun secara tidak ragu-ragu untuk tidak membayar, karena sudah masuk perhitungan dalam harga pembelian.

4. Ada cerita lain, Hendra pada saat mengantar beras ke SamiKuring, dia dikomplain pegawai SK karena nota bukti pembelian beras tidak ada stempelnya. Untuk perusahaan sekelas SK, bukti pembelian/pembayaran adalah mutlak membutuhkan stempel resmi toko atau pun badan usaha.
Hal itu menyadarkan kita pula bahwa kita belum punya stempel, sebagai identitas resmi toko/badan usaha Cimart. Kapan ya yang terkait menyediakan stempel Cimart ini?

5. Masalah lain adalah tentang timbangan. Timbangan TBI (Timbangan Bobot Ingsut) yang tempo hari dibelikan oleh Pak Firman ternyata belum dikalibrasi/di-tera agar dapat menunjukkan hasil penimbangan yang bisa dipercaya.



Kedua timbangan aset kita!








Sepertinya kita harus mencari berat standarnya dulu, 5 kg ataupun 10 kg, untuk kemudian kita mengetes/menyetel timbangan TBI itu. Pak Firman, atau Pak Rivaldi, bisa bantu? Untuk mengurusi timbangan ini!


Bagian timbangan yang perlu disetel









Sambil berbincang-bincang, saya memotret produk-produk yang ada di sana untuk bahan materi promosi, sementara Hendra dan Yudi asyik menimbang dan melabeli beras ke kantong-kantong plastik.


Hendra sedang menggunting-gunting "Label Beras"








Demikian beberapa permasalahan atau pun kondisi Cimart kita saat ini yang bisa saya catat, untuk bisa dicarikan penyelesaian oleh para pengurus atau siapa pun anggota yang "care" terhadap kemajuan Cimart.

Ayo, kita berbelanja ke Cimart! (CP)