Tuesday, November 17, 2009

Flash Back Komunitas Cikarang Baru

Awalnya hanya celetukan ringan di milis Cikarang baru yang kemudian ditindaklanjuti dengan pertemuan 14 [empat belas] orang di sebuah Saung Teras pada tanggal 14 Pebruari 2009, maka tercetuslah ide untuk membuat sebuah komunitas yang bisa membangkitkan semangat wirausahawan di lingkungan Cikarang baru.

Ide terus bergulir dan akhirnya pada pertemuan ke tiga, di Jalan Puspita VII Blok T.26 Montana, tersusunlah pengurus yang cukup lengkap. Dari jajaran pengurus inti muncul nama Afrizal yang sehari-harinya adalah pengusaha butik baju Muslim Poeti dan mendapat kepercayaan sebagai Ketua Umum Komunitas.

Dari Dewan Pengawas Komunitas ini muncul nama Eko Sutrisno HP yang lebih populer dengan panggilan Pak Dhe Eshape, karena sering menulis cerita di blog dengan pak Dhe sebagai tokoh sentralnya.

Masih banyak nama-nama "beken" di komunitas ini, karena memang anggota komunitas ini sangat heterogen. mulai dari karyawan pabrik sampai pengusaha restoran besar, semuanya kumpul di komunitas ini.

Hari demi hari anggota komunitas ini terus bertambah. Mulai dari mereka yang setor saham sebesar satu juta rupiah sampai mereka yang setor maksimal empat juta rupiah. Penguruspun mulai mencari alterbatif usaha yang dapat memanfaatkan modal yang mulai terkumpul dan tuntutan dari anggota agar modal segera dimanfaatkan.

Pilihanpun akhirnya jatuh pada bisnis sembako murah dan dengan tetap menjaga kualitas. Mulailah dilakukan survey terhadap rumah-rumah penggilingan beras yang bertebaran di sekitar Cikarang sampai Kerawang.

Bisnis Beras ini ternyata menarik dan laris manis. Semua ini karena beras yang diambil langsung dari petani langsung ludes, sehingga beras yang dijual masih dalam kondisi yang sangat segar. Harga yang murah juga menjadi andalan dari bisnis beras ini. Harga murah ini didapat karena selain keuntungan yang diambil tidak banyak, juga karena harga beli yang murah karena langsung dari petani tanpa melalui perantara.

Larisnya bisnis beras ini membuat muncul slogan baru untuk komunitas ini. "Solusi Belanja Hemat!", begitu slogan yang kemudian menjadi sangat populer, karena memang tenaga pemasar komunitas ini sangat banyak dan beragam, sesuai dengan ragam anggota komunitas.

Lucunya, sudah berjalan sekian lamanya, tetapi nama komunitas sendiri masih belum ada. Justru nama usahanya yang lebih dahulu ada. Nama toko "CiMart" sudah lebih dahulu terkenal dibanding nama komunitas yang akhirnya memakai nama Komunitas Insan Mandiri.

Keaktifan pengurus komunitas yang kadang-kadang ekstra luar biasa membuat tiada hari Minggu tanpa kegiatan. Di hari libur inilah semua anggota Cimart, begitu lebih dikenal dibanding anggota komunitas Insan Mandiri, dapat lebih sering bertemu.

Naik sepeda rame-rame, start di rumah salah satu pengurus dan kemudian finish di salah satu tempat kegiatan usaha anggota Cimart atau malah rame-rame "ngamen" untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena musibah gempa di Sumatera Barat. Merupakan kegiatan yang ringan dan mampu membuat kekerabatan di komunitas ini semakin terjaga keeratannya.



Waktu terus berlalu dan akhirnya Toko Cimart yang tadinya berada di sebuah kawasan dalam kompleks terasa sudah tidak bisa dikembangkan lagi, sehingga perlu dipindah ke lokasi yang lebih terbuka dan lebih menantang.

Tidak tanggung-tanggung, toko Cimart langsung buka di jalan utama dan berhadapan langsung dengan toko "Mart" yang lain. Sebuah keputusan yang cukup berat diambil, karena sebagian anggota masih takut untuk berhadapan langsung dengan pesaing yang terlihat begitu perkasa seperti raksasa sementara Toko Cimart lebih terlhat seperti anak kecil yang masih berjalan dengan tertatih-tatih.

"Maju sekarang atau Mati", kira-kira begitulah yang ada dalam benak para anggota yang ingin usaha bersama ini segera memberikan hasil yang signifikan. Selama ini bisnis usaha bersama CiMart lebih banyak memanfaatkan pembelian dari anggota saja, sementara pembelian dari non anggota masih sangat minim, sehingga perlu suatu upaya agar mulai ada pembelian dari non anggota Cimart.

Genderang sudah ditabuh dan sudah tidak bisa mundur lagi, maka para anggota yang tertidurpun dibangunkan agar usaha bersama ini bisa bangkit melawan usaha toko raksasa yang sekarang tepat berada di depannya.

Soft launchingpun digelar. Band Cimart yang terbentuk kemudian ikut memeriahkan acara soft launching toko Cimart. Pembeli non anggotapun akhirnya mulai melirik toko kecil yang terlihat sederhana tetapi ternyata harganya selalu bersaing dengan toko Mart lain yang juga ada di sekitar toko Cimart.



Anggota Cimart yang sebagian besar adalah aktifis di lingkungan masing-masing juga terlihat sangat berperan. Semua kegiatan sosial yang memerlukan pembelian sembako selalu dilewatkan melalui toko Cimart. Yang membanggakan adalah tidak adanya nuansa KKN di bisnis ini. Semua harga yang diberikan oleh Cimart memang berada di bawah harga penawar paket sembako yang diberikan oleh penawar lain.

Mengalirlah order paket sembako, baik untuk kegiatan ke panti asuhan, kegiatan bakti sosial ataupun kegiatan peduli bencana.

Koperasi-koperasi yang ada di sekitar Cikarang juga mulai melirik toko kecil ini. Toko kecil inipun terus menggeliat untuk membesarkan dirinya. Modal yang tadinya terasa kurang karena semua pembelian harus kontan, lambat laun mulai boleh berhutang dan bahkan ada beberapa produk yang tanpa mengeluarkan modal sama sekali.

Titipan-titipan jualan dari anggota maupun non anggota terus bertambah, sehingga modal tidak perlu dikeluarkan lagi untuk model titipan penjualan ini. Dengan demikian maka modal yang ada bisa dipakai untuk hal-hal lain.

Banyaknya nggota yang melek internet dan kesadaran akan pentingnya dunia maya untuk mendongkrak penjualan toko ini, maka beberapa kegiatan yang berhubungan dengan internet dilakukan oleh komunitas ini. Tidak tanggung-tanggung, komunitas ini langsung bekerja sama dengan Kompasiana mengadakan blogshop yang sangat diminati oleh masyarakat Cikarang dan sekitarnya.

Dua radio besar, Gaya FM dan RGA, ikut berpatisipasi juga dalam acara ini, baik sebagai sponsor maupun sebagai corong publikasi acara blogshop ini. Blogger Kompasiana, aktifis TDA Bekasi dan sekaligus juga Dewan Komisaris Komunitas ini, pak Dhe Eshape, ditampilkan dalam acara talkshow yang disiarkan secara live, sehingga membuat acara blogshop ini makin terasa gaungnya.

Kesuksesan acara ini membuat Cimart akhirnya melaksanakan kegiatan serupa yang lebih seru dengan judul "Duel Joomla vs Blogger" dan kegiatan ini sekarang dilakukan tanpa menggandeng nama besar Kompasiana lagi. Cimart sudah jauh terkenal dibanding saat pertama didirikan, sehingga sudah cukup kuat untuk berdiri sendiri dan bekerja sama dengan instansi/isntitusi yang ada di sekitar Cimart.

Kegiatan ini sekalian dipakai juga untuk launching situs barui Cimart yang tampilannya jauh lebih mentereng dibanding tampilan yang lalu. Bila situs Cimart yang dulu memakai layanan gratis dari blogger, maka sekarang Cimart sudah memakai layanan berbayar. Silahkan simak wajah baru Cimart di http://ubcimart.com/