Tuesday, July 7, 2009

Kami Kawal PILPRES 2009 ini

Pulang dari kantor, aku langsung mandi, kemudian bercengkerama dengan anak dan istri sebentar dan tahu-tahu jam sudah menunjukkan waktu untuk mengikuti acara rapat KPPS di Masjid.

Pak RW sudah bicara panjang lebar ketika aku datang [waduh telat nih, jadi malu ati deh]. Akupun cari tempat duduk yang kosong, kebetulan ada di antara pak Arry dan pak Nur, dua orang yang terlihat paling ganteng di rapat itu [aku ketularan ganteng atau tenggelam di antara kegantengan mereka ya?]




Satu demi satu agenda rapat dibahas pak RW dan akhirnya sampailah pada hitung-hitungan biaya pelaksanaan pilpres besok pagi.




"Seperti biasa, untuk konsumsi kita nombok, jadi jatah kompensasi dari pemerintah kita potong ya, kecuali untuk linmas, tidak kita potong untuk konsumsi, hanya dipotong pajak saja ...."

"Hahaha...", kamipun tertawa maklum.

"Untuk biaya tenda juga nombok ya..."

"Hehehe...", kembali kami tertawa bersama

"Oke, kalau sudah jelas semua mari kita ke TKP masing-masing untuk melakukan cek terakhir sebelum pulang ke rumah masing-masing", pak RW mengakhiri penjelasannya





Pak Arry terlihat menghitung uang yang diterimanya. Pecahan uang yang besar-besar kutukar menjadi pecahan yang lebih kecil dan kamipun kemudian pergi ke lokasi TPS 23,

"Eh..jangan lupa baju seragam kita besok pakai kaos putih berkerah dan pakai celana jins. Biasa juga, pakai baju sendiri-sendiri. Boleh pakai sendal dan boleh juga pakai sepatu"

Suasana bener-bener seperti pileg beberapa bulan lalu. Kami bercanda ria merapikan TPS 23, tempat besok kami bertugas. 

"Pak Nur sudah bawa jarik kan?", kataku

Pak Nur sambil tersenyum segera menuju ke tempat dia menyimpan kain batik yang akan dipakai untuk menutup bilik pencoblosan.

"Wah paku pinesnya gak ada, harus nyari paku dulu untuk masang kain batik ini", kata pak RT

Dasar pak Arry idenya ada saja, maka sambil menunggu datangnya paku pines, dicobanya untuk tetap memasang kain batik itu. Pak RT senyum-senyum saja melihat pak Arry.

"Wah, pak Arry pakai kaos Cimart sambil promosi ya?", kata pak RT bergurau

"Aku ngambil foto kaos pak Arry lho bukan motret orangnya", kataku menimpali guyonan itu.

"Solusi belanja hemat, CiMart ! mantap bener nih slogannya"

Kamipun kembali tertawa bersama. 






"Ada warga kita yang sakit stroke nih, gimana besok caranya dia nyontreng ya?", pak KetuaKPPS  mulai membuka pembicaraan tentang kasus-kasus yang diperkirakan besok akan terjadi.

Semua kasus kita pecahkan dengan kepala dingin dan penuh canda tawa, sampai akhirnya sudah tidak ada lagi pekerjaan tersisa dan kasus-kasus yang diperkirakan tyerjadi sudah mempunyai pemecahan masing-masing.

Semoga besok acara pilpres ini berakhir dengan sukses dan khidmat, seperti suasana pemilihan RW dan pemilihan caleg beberapa waktu lalu. Soalnya aku punya acara mengantar anak istri ke stasiun KA. Mereka akan ke Yogya untuk menyelesaikan pendaftaran ke SMAN I [walah malah curhat, dasar mau promosi diri nih, alias narsis kebablasen]

Insya Allah, Amin.

Malam ini hanya satu orang saksi yang melaporkan dirinya. Waduh, pada kemana saksi dari capres yang lain ya? Apakah terjadi lagi seperti pemilihan caleg kemarin, jumlah saksi tidak sesuai dengan jumlah yang dicontreng?




Gak tahulah, yang penting, ada atau tidak ada saksi pelaksanaan pilpres tetap akan berjalan dengan baik. Amin.

SIAP GRAK !



TPS 23 selesai disiapkan

Mari kita dukung siapapun presiden kita
...
.

Jangan mau kalah sama tikus

Saya tinggal di daerah yang masih banyak tanah kosong. Kalau yang namanya tikus, ular, kodok banyak banget. Tapi yang paling bikin jengkel itu yang namanya tikus...

Mulai cindil "tikus kecil", sampai tikus yang besar. Masuknya lewat dapur. Ada sedikit lobang yang terbuka di pintu dapur. Pintu ini susah banget ngepasinnya karena kalau di bikin rapet maka waktu musim kemarau pintunya longgar karena memuai jadi ada kelihatan lobang dan pada waktu musim hujan pintunya jadi menyusut yang akibatnya susah ditutup.
Sudah pernah ditutup pakai kain, tapi cindil masih aja bisa masuk.

Dulu saya pernah pakai racun tikus. Pertama kali saya beli racun tikus yang ada di pasaran yang harganya murah. Cara ini cukup efektif, tikus bisa mati tapi lama-lama temen-temennya tikus tahu kalau ini adalah racun dan akhirnya tikusnya nggak mau makan..... pusing lagi...??

Saya coba beli racun tikus import yang mahal dan belinya di tempat yang eksklusif yaitu di ACE Hardware Mall Artha Gading. Saya coba pasang, dan hasilnya....... sama saja, malah racun tikus ini sama sekali tidak mau disentuh tikus. Di endus-pun tikusnya nggak mau.

Saya tahunya waktu malem-malem duduk di teras, saya perhatiin ada tikus lewat. Lari-lari kecil dan berhenti tepat di depan racun tikus....... Berhenti sebentar di pinggir koran tempat racun tikus dan akhirnya....... tetep aja tikus ini ngelewati tanpa ngendus sama sekali. Tapi kalau racun tikus yang murah, tikusnya masih tetep mau makan biarpun cuma sedikit tapi karena sedikit ya akhirnya gak mati..... tikusnya lokal cinta produk Indonesia

Saya menemukan resep yang paling jitu yang cocok buat lingkungan rumah saya yaitu pakai lem tikus yang banyak dijual di pasaran tapi tetap aja kadang-kadang tikus masih cuek aja lewat...

Akhirnya cara terakhir yang paling gampang yaitu, tikusnya saya biarin aja ada di dalam rumah, semua akses keluar saya tutup dan saya mulai manggil Mouse Buster namanya Saban "tetangga satu kampung"

"...ban sini loe bantuin gua"
"apaan bos...???"
"biasa... temen lu nih ngrepotin..???"
"tikus lagi ya bos....??? kalau ada tikus gua dipanggil giliran makan enak gua ditinggalin...."
"... udah sini aja ntar kita makan tikusnya, tapi loe nyobain duluan ya...oke"

Biarpun begitu saban tetep aja dateng. Tikus dikepung rame-rame, semua pintu ditutup..... tangan dibungkus plastik dan Cep............ langsung ditangkep tikusnya. Semua dilakukan dengan sangat cepat tanpa bantuan alat. Semua yang ngeliat pada teriak geli.... tapi Saban enak aja megang.

Tikus ditangkap hidup-hidup dan sampai depan rumah langsung dibanting di aspal..... plak, sekali banting langsung mati..... SADIS
Dan setelah tikusnya mati, yang membuang tikus itu anaknya namanya Andry yang masih umur 5 tahun, tikus dipegang aja badannya pake tangan tanpa sungkan.... dasar like father like son.

Nih foto orangnya.... yang megang tikus Saban, anak baju putih Andry anaknya saban. Yang dibelakang anak saya Galih lari sambil teriak