Ketika salah seorang simpatisan kegiatan CiMart akan menikahkan anaknya, maka sambil lalu istriku membahas tentang salah satu kegiatan CiMart yang suka nongkrong di Kursus Musik Jimmie Manopo, yaitu band CiMarT.
Bagai gayung bersambut, maka band CiMart dimohon untuk menjadi pengisi acara dalam upacara akad nikah itu.
Grup band yang baru terbentuk ini benar-benar kebanjiran order. Lagu-lagu masih belum apal, latihan juga masih belum bisa rutin, tetapi order dari mana-mana sudah berdatangan.
Inilah yang disebut kekuatan sebuah networking. Gaul Abiz, begitu kata kuncinya.
Semua hal bisa terjadi tanpa pernah terpikirkan, hanya karena networking yang kuat dan sehat di antara kita.
Pernahkan terpikir untuk mengisi acara band di carefour, ataupun menjelang NoBar Barca vs MU memperebutkan real final piala Kampiun 2009?
Ataukah pernah terbayang main band di acara keluarga, dimana yang hadir adalah artis-artis atau minimal penyanyi "beneran"?
Semua itu tak pernah terlintas dalam pikiran anggota band CiMart, tapi itulah yang terjadi sekarang ini.
Pagi-pagi, saat hari H, band Cimart masih dipusingkan dengan kondisi peralatan band yang masih belum optimal.
Lokasi yang sempit, peralatan yang kurang masih menjadi kendala di pagi itu. Namun menjelang siang kendala-kendala itu mulai teratasi satu demi satu.
Aku patut bersyukur mempunyai kabel gulung panjang yang mampu menjadi kabel power utama. Ini memang kabel gulung yang menjadi favorit dimanapun aku tinggal. Kabel yang lemas, panjang, mudah ditarik kemana-mana dan mudah digulung lagi.
Saat menjelang pelaksanaan akad nikah, kulihat wajah-wajah tegang di antara para anggota band CiMart. Meskipun mereka terlihat seolah-olah santai [banget], ngobrol ngalor ngidul dengan letupan-letupan canda di sana sini, tetapi wajah relax masih belum terlihat di penampakan mereka.
Setelah melalui proses yang cukup khidmat, maka akad nikahpun selesai dilaksanakan dan itulah saatnya Band CiMart manggung. Aku harus lari dulu ke toilet untuk ganti kostum dan muncul lagi dengan wajah yang kubuat serelax mungkin.
Aku memang cukup pusing melihat situasi dan kondisi yang kurang mendukung. Sempitnya ruangan panggung dan penonton yang menyebar ke semua tempat tentu menjadi PR tersendiri bagi pengisi acara.
He..he..he.. selama bertahun-tahun berkarir sebagai MC, belum pernah njumpain suasana yang seperti ini. Mic yang kupakai, juga tidak seperti yang sering kupakai saat aku jadi MC. Tahun 80an harga mic sudah 1 jutaan, sementara Mic jaman sekarang 1 juta sudah dapet beberapa mic [wireless lagi]. Kemampuan vocalku yang standard memang memerlukan kualitas Mic yang bagus agar suarakau bisa terdongkrak sedikit.
Akhirnya pakai jurus dasar saja, yaitu "diantara sekian banyak hadirin yang tidak memperhatikan kita, pasti ada satu dua orang yang memperhatikan kita"
Kumulai acara itu dengan perkenalan dari masing-masing anggota Band. Ini teori yang tidak disarankan tapi harus dilakukan, karena ada salah satu Gitar yang masih belum bsia dimainkan, sehingga untuk mengisi kekosongan harus ada yang berbicara.
Sebaiknya memang perkenalan singkat saja dan langsung mainkan lagu unggulan dan kemudian cari waktu untuk memperkenalakan anggota band, tapi melihat sikon yang ada, maka perkenalan secara detil terpaksa dilakukan. Yang pertama kukenalkan adalah mas Riky, fotografer CiMart [he..he..he.. biar penonton kecele deh, kata pak Rawi, ini ilmu "keluar dari pakem"]
Hasilnya lumayan bermanfaat. Kulihat wajah-wajah kawan-kawan sudah mulai cerah dan aroma stress sudah mulai "hilang-hilang datang" [kadang kelihatan dan kadang tidak kelihatan].
Begitu semua alat sudah berfungsi dengan baik, maka musikpun digeber dengan lagu "Angin Laut" milik legenda musik pop Indonesia, Koes Plus.
Begitu lagu dimainkan, maka wajah stres para pemain makin berkurang berganti dengan wajah yang serius tapi mulai santai.
Sempat salah hafalan di lagu pertama [tetep masih demam panggung rupanya], akhirnya semua mengalir lancar.
Ketika aku membawakan lagu D'lloyd "Sepanjang Lorong Yang Gelap", maka penonton sudah mulai panas. Kulihat seorang cewek sudah begitu panasnya sehingga dia menunjuk-nunjuk aku dengan jempol teracung dari tangannya. Badannya yang padatpun mulai berjoget mengikuti irama lagu ini.
Kucoba mengisi lagu ini dengan tari poco-poco, tapi panggung yang sempit kurang memadai untuk tari poco-poco ini.
Meski begitu, sang cewek tetap saja ikut menari di kejauhan sana, di kerumunan kawan-kawannya yang terlihat menikmati tarian sang cewek itu.
Saking nikmatnya, sang cewekpun minta lagu "Cotton Fields" agar suasana makin panas. Woow...!
Lagu itu membuat penonton makin panas. Merekapun mulai berjoget mengikuti irama lagu itu.
Aku jadi inget keinginanku tadi malam untuk mengajak penonton berjoget poco-poco saat lagu band CiMart dinyanyikan. Tenryata Tuhan menjawabnya dengan cara lain, tetapi dengan hasil yang lebih menakjubkan.
Begitulah Tuhan mengatur hidup ini. Semua yang kita minta pasti dikabulkanNya. Syaratnya satu saja, mintanya harus dari HATI bukan dari mulut dan harus ada aroma IKHLAS disitu.
Acara terus berlangsung, permintaan lagupun semakin banyak, padahal sejak awal didirikan, Band ini sudah sepakat tidak akan menerima request lagu. Namun bagaimana bisa menolak, kita sudah ada di panggung dan penonton sudah histeris dengan penampilan musikus band ini.
Alhamdulillah, semua lagu yang diminta bisa dipenuhi, kecuali lagu "Just The Way You are", yang kebetulan tidak jadi diminta.
Suasana semakin asyik ketika beberapa kawan temanten lelaki ikut main musik, bahkan sang temanten juga ikut gatal untuk duduk di depan "double" keyboardnya.
Lagu-lagu Amerika latinpun muncul di panggung, karena memang sang penganten berasal dari daerah sana.
Jadi geli deh melihatnya, soalnya sejak band ini dipesan oleh sang empunya "gawe", maka sudah diwanti-wanti untuk tidak usah menyanyikan lagu barat, karena takut ketahuan tidak fasihnya. Maklum hadirin memang sebagian adalah warga negara asing.
Lagu-lagu selanjutnya yang mengalir justru adalah lagu-lagu barat semua. Bahkan ketika ada permintaan lagu dang dut, para pemain band malah angkat tangan.
Jadilah kembali ke penyanyi oldies lagi, Koes Plus, dengan lagu kegemaran pak Faisal, pemain keyboard band CiMart yaitu "JEMU".
Ketika sore makin menjelang, maka acara harus diakhiri, sehingga band ini langsung masuk ke lagu terakhir. Medley dari LiLin Kecil, Kidung dan To Love Somebody.
Seneng juga aku hari ini. Biar suara pas-pasan, ternyata bisa menghibur para hadirin [pasti gara-gara para musikus di belakangku yang luar biasa talentanya]. Akupun bisa berduet dengan istriku di panggung membawakan lagu kesayangan istriku "BIRU" [milik Vina P].
Terakhir aku duet dengan istriku rasanya sudah lamaaaa sekali. Kalau gak salah membawakan lagu PELANGInya Jamrud, saat acara Waskita di Malang [tahun berapa ya?]
Waktu acara ultah pak KK Menristek di Puspitek, aku juga diminta pak KK untuk tampil ke depan, berkali-kali malahan, tapi gak pedhe abis [dan ada 4G disitu, jadi lebih mantap nyobain WiMax dari pada bikin malu pak Menteri dengan suaraku yang semi fals ini].
Untung ada pak APRIL [ATG] yang bisa kutunjuk hidungnya untuk mewakili Kompasiana maju ke panggung. Bagi mas ATG juga untung deh, bisa menunjukkan kebolehannya menyanyi di depan pak Menteri yang gaul abiz itu.
Sayang hari ini pak ATG tidak muncul di band Cimart, padahal kita sudah abis-abisan berlatih lagunya mas ATG. Untung ada cewek kece yang request lagunya mas ATG, jadi para musikus band Cimart bisa menunjukkan hasil latihan mereka.
Sungguh ini adalah hari yang luar biasa bagi Band CiMart. Kebersamaan yang kita rintis berhari-hari menunjukkan kekuatannya di hari ini.
Kita saling berbagi kerja, berbagi beban dan berbagi kebahagiaan di akhirnya.
Terima kasih Ya Tuhan atas nikmat dan karuniamu di hari ini.
Alhamdulillah.
'''''
'''
'
Sayang sekali kemarin gak bisa ikut nonton.. :(
ReplyDeleteSemoga foto dan cerita ini bisa mengobati ketidak hadiran pak Ajan
ReplyDeleteSalam
Diluar dugaan......, ternyata band Cimart yang baru pertama tampil mendapat sambutan yang luar biasa dari para undangan yang sebagian besar dihadiri oleh para musisi bule.....
ReplyDelete