Saturday, June 27, 2009

Pengasapan [FoGginG]

Tindakan yang jamak dilakukan bila suatu daerah terkena serangan nyamuk Demam Berdarah [DB], adalah melakukan pengasapan. Setelah disosialisasikan ke semua warga, maka didatangkanlah tim pengasapan yang biasanya satu atau dua orang petugas dari DinKes.

Sebagian warga ada yang megeluh tapi sebagian sangat lega ketika melihat petugas datang membawa peralatan mesin pengasapan yang berdengung seperti suara motor Go Kart.

Satu demi satu rumah warga didatangi dan disemprot dan nyamuk yang terkena asap itu hampir dipastikan meninggal dunia dengan cepat.





Sayangnya, kesadaran warga yang tidak merata membuat pengasapan di kampung-kampung ini menjadi kurang efektif. Radius terbang nyamuk yang bisa sampai 150 meter lebih, wajib dipakai untuk dijadikan sebagai salah satu dasar melakukan pengasapan ini.
Jadi minimal kita harus melakukan penyemprotan dengan radius sampai 200 meteran.




Ini tentu membuat biaya pengasapan menjadi mahal, karena harus menyemrot daerah yang mungkin tidak mau ikut membayar biaya pengasapan ini. Akibatnya nyamuk dari luar daerah penyemprotan, yang segar bugar karena tidak ikut disemprot, akan datang ke lokasi penyemprotan, mereka kemudian akan kawin, kemudian bertelur dan akhirnya berkembang biak lagi dengan cepatnya.

Ketidak optimalan juga terjadi di rumah-rumah warga yang disemprot. Karena tidak semua senang dengan aroma asap ini, maka beberapa warga kadang-kadang memilih menutup rapat-rapat rumahnya atau salah satu kamarnya, sehingga tidak semua area terkena semprotan ini. Akibatnya tentu saja akan membuat nyamuk yang tidak terkena semprot tetap hidup dan berkembang biak dengan aman.

Yang paling sia-sia adalah frekuensi penyemprotan yang selalu tidak pernah menjadi bahan pemikiran saat melakukan pengasapan.

Jarang ditemui pengasapan yang berkesinambungan, artinya sepuluh hari setelah diasapi, petugas pengasapan datang lagi untuk melakukan pengasapan yang kedua.

Mengapa sih harus ada pengasapan yang kedua?

Pada pengasapan pertama, maka jika diasumsikan semua nyamuk mati, sebenarnya masih ada nyamuk yang belum mati. Ujud nyamuk itu berupa telur nyamuk yang masih belum menetas. Keika akhirnya nyamuk itu menetas, maka dia akan berkembang biak lagi dengan cepat dan membentuk komunitas nyamuk baru yang tidak kalah ganasnya dibanding generasi orangtuanya.

Kenapa kok harus 10 hari?

Pada hari yang kesepuluh, diharapkan semua telur nyamuk tekah menetas dan belum sempat kawin, sehingga jika diadakan pengasapan yang kedua maka matilah semua nyamuk yang ada di kawasan itu.

Jika tenggang waktunya lebih dari 10 hari, dikhawatirkan nyamuk-nyamuk yang menetas tadi sudah tidak jomblo lagi. Mereka sudah pada kawin dan bertelur lagi.

Bagaimana dengan lingkungan anda, sudahkah dilakukan fogging?

Untuk sugesti, fogging ini memang ampuh, tetapi yang paling baik adalah menjalankan pola hidup yang sehat dan jaga kebersihan lingkungan dengan baik. Jalankan 3M, dan itulah jurus yang paling ampuh.




http://www.laymark.com/i/o/102.gif
http://www.laymark.com/i/o/03.gif
http://www.laymark.com/i/o/60.gif
...
.

Talk Show Radio Gaya [93.6 FM] : DONE !:-)

Jam 11.30 wib aku nyampe di Radio Gaya. Ini sesuai dengan pesan SMS dari pak Rawi, bahwa dia sudah ada di lokasi pada jam itu.

Setelah celingukan sebentar, akhirnya muncul juga pak Rawi di Studio Radio Gaya 93.6 FM. Kita langsung masuk di studio dan disambut ramah oleh beberapa orang yang ada di ruangan studio.

Berada di Studio Radio Gaya ini, rasanya seperti sedang main ke rumah kawan. Ada dapur dan toilet yang diatur sedemikian rupa sehingga memberikan kesan sebuah rumah yang dipakai sebagai ruangan studio. Rasanya adem dan akrab banget.

Baru bernarsis ria di depan tulisan radio Gaya, mbak Eri sudah muncul dan menyalami kita satu demi satu. Di kemudian saat baru aku tahu kalau dia adalah lulusan S1 Arsitek. Wauw, mantap banget nih. Lulusan S1 yang hobinya membuat gambar arsitek dan pekerjaannya menjadi penyiar radio.



Tepat jam 12.00, kami langsung test sound. Hehehehe... mic-nya pak Rawi sempat ngadat, gak keluar suaranya. Setelah dipegang-pegang mbak Eri baru mau bunyi, tapi biar lebih afdol, pak Rawipun ganti mic. Kejadian ini tentu tidak tertangkap oleh pendengar, padahal dilakukan sambil tetap siaran on air.



Talkshow ini dibagi menjadi tiga babak, yaitu babak pertama banyak difokuskan untuk menggali tentang Kompasiana, babak kedua tentang Cimart dan babak terakhir lebih fokus pada pelaksanaan acara pelatihan Blog Kompasiana, tanggal 5 Juli 2009 di Resto SamiKuring Cikarang.

Pak Amril yang seharunya diplot untuk bicara atas nama Kompasiana, terpaksa tak gantikan posisinya, sehingga pak Rawi terpaksa menjadi wakil dari Cimart. Padahal tadinya diplot untuk menjadi wakil dari panitia pelaksana acara.

Dalam wawancara selanjutnya, ternyata memang aku banyak cerita tentang Rumah Sehat Kompasiana.

"Kalau rumah sakit membuat orang yang sedang sakit menjadi sembuh, maka kalau Rumah Sehat adalah membuat orang sehat menjadi semakin sehat, bukan malah menjadi sakit !"

Pada sesi selanjutnya, kuceritakan tentang terbentuknya Cimart, yang tadinya berawal dari obrolan ngalor ngidul di milis Cikarang baru dan kemudian berkembang menjadi diskusi serius dan akhirnya terbentuklah Cimart, dengan pemegang tampuk kepemimpinan saat ini adalah Salah seorang pengusaha Baju Muslim yang sudah malang melintang di dunia bisnis baju.

Bertemunya dua kelompok ini terjadi karena dua orang aktifis di Cimart adalah aktifis juga di Kompasiana. Mereka adalah pak Amril dan EsHaPe. Dua orang blogger Cikarang yang "runtang-runtung", mulai pesta Blogger 2008 tahun lalu memang menjadi kompor dari para calon blogger dan blogger asli yang masih males nulis di blog.

Niat untuk ikut pesta Blogger 2009 pada bulan Oktober nanti membuat dua kompor ini terus menebar "racun", sehingga sedikit demi sedikit mulai menggigit para blogger di Cikarang Bekasi ini.

Setelah para blogger Cikarang mulai menggeliat, maka perlu ada momentum yang membuat para blogger ini merasakan keberadaan mereka di kancah komunitas blogger Indonesia. Inilah yang kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya komunitas blogger Cikarang.

Jangan heran kalau sekarang ada undangan kopdar pada para blogger Cikarang, maka DuO kompor Cikarang sudah mempunyai teman perjalanan. Itulah teman sehidup seCikarang !:-). Biasanya aku kebagian setia di depan setir, pak Amril setia ngePLURK di belakang dan teman-teman lain asyik ngobrol menikmati perjalanan Cikarang Jakarta.

Dalam acara ini juga ada sesi tanya jawab dan pertanyaan muncul dari Cibitung dan Cakung. Dua pertanyaan yang menggelitik diajukan dan dijawab dengan jawaban standard, karena mau njawab panjang lebar, waktu on air sudah mendekati lampur merah.

Misalnya pertanyaan tentang bedanya wordpress dengan blogspot. Jawaban pertanyaan ini bisa macem-macem, tapi aku njawabnya yang singkat saja. Dengan isi yang nyaris sama, terlihat wordpress lebih mudah diketemukan oleh search engine Gugel dibanding blogspot. Ini tentu bisa diperdebatkan, karena pada prinsipnya keduanya mempunya kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Wordpress lebih sulit untuk memasang widget yang mengandung script, sementara itu di blogspot masang adsense malah sudah ada widgetnya.

Kalau masih penasaran, banyak sudut pandang dari blogger lain terhadap masalah ini. misalnya disini atau disini.

Acara yang berlangsung satu jam ini ternyata berlalu begitu cepat. Tadinya mau ada teleconference dengan Kang Pepih atau Mas Iskandar dari Kompasiana, tapi waktu juga yang membuat acara harus berhenti sementara masih banyak kata-kata yang masih belum dikeluarkan.

Di akhir acara, ada dua pesan yang kusampaikan, yaitu pertama selalulah menulis dengan hati, sehingga tulisan kita bermanfaat bagi para pembacanya. Energi positif yang keluar dari tulisan kita akan membuat alam semsta ini mengirim balik energi positif yang kita kirim.

Yang kedua, bila sedang kehilangan ide ataupun sedang ingin meningkatkan jumlah pengunjung di blog kita secara gratis dan elegan, maka lakukanlah BLOG Walking. Baca baik-baik blog yang menurut kita menarik dan berikanlah komentar yang membangun bukan komentar yang isinya mencerca tanpa ada masukan yang menambah pencerahan tulisan yang kita baca.

Bila pembaca selanjutnya [setela kita] melihat komentar kita dan tertarik dengan isi komentar kita, maka bisa jadi mereka selanjutnya akan menjadi pembaca setia blog kita. Siapa tahu [?]

Minimal yang punya blog akan mampir ke blog kita juga. Ini sesuai dengan sifat kebanyakan blogger Indonesia, yang langsung pergi ke alamat penulis komentar yang ada di blog mereka.

Oce? Sampai ketemu lagi di talkshow yang lain. Setiap hari Selasa, selalu saja ada wawancara khusus dengan anggota TDA di Radio gaya ini. Silahkan simak mulai tanggal 7 Juli 2009.

Salam


...
.