Thursday, May 21, 2009

Semangat Kebersamaan Yang Menakjubkan

Ketika salah seorang simpatisan kegiatan CiMart akan menikahkan anaknya, maka sambil lalu istriku membahas tentang salah satu kegiatan CiMart yang suka nongkrong di Kursus Musik Jimmie Manopo, yaitu band CiMarT.

Bagai gayung bersambut, maka band CiMart dimohon untuk menjadi pengisi acara dalam upacara akad nikah itu.

Grup band yang baru terbentuk ini benar-benar kebanjiran order. Lagu-lagu masih belum apal, latihan juga masih belum bisa rutin, tetapi order dari mana-mana sudah berdatangan.

Inilah yang disebut kekuatan sebuah networking. Gaul Abiz, begitu kata kuncinya.

Semua hal bisa terjadi tanpa pernah terpikirkan, hanya karena networking yang kuat dan sehat di antara kita.

Pernahkan terpikir untuk mengisi acara band di carefour, ataupun menjelang NoBar Barca vs MU memperebutkan real final piala Kampiun 2009?

Ataukah pernah terbayang main band di acara keluarga, dimana yang hadir adalah artis-artis atau minimal penyanyi "beneran"?

Semua itu tak pernah terlintas dalam pikiran anggota band CiMart, tapi itulah yang terjadi sekarang ini.

Pagi-pagi, saat hari H, band Cimart masih dipusingkan dengan kondisi peralatan band yang masih belum optimal.



Lokasi yang sempit, peralatan yang kurang masih menjadi kendala di pagi itu. Namun menjelang siang kendala-kendala itu mulai teratasi satu demi satu.

Aku patut bersyukur mempunyai kabel gulung panjang yang mampu menjadi kabel power utama. Ini memang kabel gulung yang menjadi favorit dimanapun aku tinggal. Kabel yang lemas, panjang, mudah ditarik kemana-mana dan mudah digulung lagi.

Saat menjelang pelaksanaan akad nikah, kulihat wajah-wajah tegang di antara para anggota band CiMart. Meskipun mereka terlihat seolah-olah santai [banget], ngobrol ngalor ngidul dengan letupan-letupan canda di sana sini, tetapi wajah relax masih belum terlihat di penampakan mereka.

Setelah melalui proses yang cukup khidmat, maka akad nikahpun selesai dilaksanakan dan itulah saatnya Band CiMart manggung. Aku harus lari dulu ke toilet untuk ganti kostum dan muncul lagi dengan wajah yang kubuat serelax mungkin.

Aku memang cukup pusing melihat situasi dan kondisi yang kurang mendukung. Sempitnya ruangan panggung dan penonton yang menyebar ke semua tempat tentu menjadi PR tersendiri bagi pengisi acara.

He..he..he.. selama bertahun-tahun berkarir sebagai MC, belum pernah njumpain suasana yang seperti ini. Mic yang kupakai, juga tidak seperti yang sering kupakai saat aku jadi MC. Tahun 80an harga mic sudah 1 jutaan, sementara Mic jaman sekarang 1 juta sudah dapet beberapa mic [wireless lagi]. Kemampuan vocalku yang standard memang memerlukan kualitas Mic yang bagus agar suarakau bisa terdongkrak sedikit.

Akhirnya pakai jurus dasar saja, yaitu "diantara sekian banyak hadirin yang tidak memperhatikan kita, pasti ada satu dua orang yang memperhatikan kita"

Kumulai acara itu dengan perkenalan dari masing-masing anggota Band. Ini teori yang tidak disarankan tapi harus dilakukan, karena ada salah satu Gitar yang masih belum bsia dimainkan, sehingga untuk mengisi kekosongan harus ada yang berbicara.

Sebaiknya memang perkenalan singkat saja dan langsung mainkan lagu unggulan dan kemudian cari waktu untuk memperkenalakan anggota band, tapi melihat sikon yang ada, maka perkenalan secara detil terpaksa dilakukan. Yang pertama kukenalkan adalah mas Riky, fotografer CiMart [he..he..he.. biar penonton kecele deh, kata pak Rawi, ini ilmu "keluar dari pakem"]

Hasilnya lumayan bermanfaat. Kulihat wajah-wajah kawan-kawan sudah mulai cerah dan aroma stress sudah mulai "hilang-hilang datang" [kadang kelihatan dan kadang tidak kelihatan].

Begitu semua alat sudah berfungsi dengan baik, maka musikpun digeber dengan lagu "Angin Laut" milik legenda musik pop Indonesia, Koes Plus.

Begitu lagu dimainkan, maka wajah stres para pemain makin berkurang berganti dengan wajah yang serius tapi mulai santai.

Sempat salah hafalan di lagu pertama [tetep masih demam panggung rupanya], akhirnya semua mengalir lancar.



Ketika aku membawakan lagu D'lloyd "Sepanjang Lorong Yang Gelap", maka penonton sudah mulai panas. Kulihat seorang cewek sudah begitu panasnya sehingga dia menunjuk-nunjuk aku dengan jempol teracung dari tangannya. Badannya yang padatpun mulai berjoget mengikuti irama lagu ini.

Kucoba mengisi lagu ini dengan tari poco-poco, tapi panggung yang sempit kurang memadai untuk tari poco-poco ini.

Meski begitu, sang cewek tetap saja ikut menari di kejauhan sana, di kerumunan kawan-kawannya yang terlihat menikmati tarian sang cewek itu.




Saking nikmatnya, sang cewekpun minta lagu "Cotton Fields" agar suasana makin panas. Woow...!

Lagu itu membuat penonton makin panas. Merekapun mulai berjoget mengikuti irama lagu itu.

Aku jadi inget keinginanku tadi malam untuk mengajak penonton berjoget poco-poco saat lagu band CiMart dinyanyikan. Tenryata Tuhan menjawabnya dengan cara lain, tetapi dengan hasil yang lebih menakjubkan.

Begitulah Tuhan mengatur hidup ini. Semua yang kita minta pasti dikabulkanNya. Syaratnya satu saja, mintanya harus dari HATI bukan dari mulut dan harus ada aroma IKHLAS disitu.

Acara terus berlangsung, permintaan lagupun semakin banyak, padahal sejak awal didirikan, Band ini sudah sepakat tidak akan menerima request lagu. Namun bagaimana bisa menolak, kita sudah ada di panggung dan penonton sudah histeris dengan penampilan musikus band ini.

Alhamdulillah, semua lagu yang diminta bisa dipenuhi, kecuali lagu "Just The Way You are", yang kebetulan tidak jadi diminta.

Suasana semakin asyik ketika beberapa kawan temanten lelaki ikut main musik, bahkan sang temanten juga ikut gatal untuk duduk di depan "double" keyboardnya.

Lagu-lagu Amerika latinpun muncul di panggung, karena memang sang penganten berasal dari daerah sana.

Jadi geli deh melihatnya, soalnya sejak band ini dipesan oleh sang empunya "gawe", maka sudah diwanti-wanti untuk tidak usah menyanyikan lagu barat, karena takut ketahuan tidak fasihnya. Maklum hadirin memang sebagian adalah warga negara asing.

Lagu-lagu selanjutnya yang mengalir justru adalah lagu-lagu barat semua. Bahkan ketika ada permintaan lagu dang dut, para pemain band malah angkat tangan.

Jadilah kembali ke penyanyi oldies lagi, Koes Plus, dengan lagu kegemaran pak Faisal, pemain keyboard band CiMart yaitu "JEMU".

Ketika sore makin menjelang, maka acara harus diakhiri, sehingga band ini langsung masuk ke lagu terakhir. Medley dari LiLin Kecil, Kidung dan To Love Somebody.




Seneng juga aku hari ini. Biar suara pas-pasan, ternyata bisa menghibur para hadirin [pasti gara-gara para musikus di belakangku yang luar biasa talentanya]. Akupun bisa berduet dengan istriku di panggung membawakan lagu kesayangan istriku "BIRU" [milik Vina P].




Terakhir aku duet dengan istriku rasanya sudah lamaaaa sekali. Kalau gak salah membawakan lagu PELANGInya Jamrud, saat acara Waskita di Malang [tahun berapa ya?]

Waktu acara ultah pak KK Menristek di Puspitek, aku juga diminta pak KK untuk tampil ke depan, berkali-kali malahan, tapi gak pedhe abis [dan ada 4G disitu, jadi lebih mantap nyobain WiMax dari pada bikin malu pak Menteri dengan suaraku yang semi fals ini].

Untung ada pak APRIL [ATG] yang bisa kutunjuk hidungnya untuk mewakili Kompasiana maju ke panggung. Bagi mas ATG juga untung deh, bisa menunjukkan kebolehannya menyanyi di depan pak Menteri yang gaul abiz itu.

Sayang hari ini pak ATG tidak muncul di band Cimart, padahal kita sudah abis-abisan berlatih lagunya mas ATG. Untung ada cewek kece yang request lagunya mas ATG, jadi para musikus band Cimart bisa menunjukkan hasil latihan mereka.

Sungguh ini adalah hari yang luar biasa bagi Band CiMart. Kebersamaan yang kita rintis berhari-hari menunjukkan kekuatannya di hari ini.

Kita saling berbagi kerja, berbagi beban dan berbagi kebahagiaan di akhirnya.

Terima kasih Ya Tuhan atas nikmat dan karuniamu di hari ini.
Alhamdulillah.


pengantin yang berbahagia


band cimart yang lebih berbahagia


'''''
'''
'

Sepeda Sehat CiMart : meningkatkan semangat kebersamaan

Akhirnya hari sepeda sehat itupun tibalah. Inilah hari olah raga sehat yang murah meriah. Peserta Sepedaan ini campuran antara anggota TDA Bekasi yang juga anggota Komunitas Insan Mandiri Cikarang maupun anggota Band CiMart.

Sepedaan dengan jalur “on road” dimulai dari Cluster Montana ke Jababeka Golf, masuk ke kampung-kampung untuk jalur “off road”, kemudian masuk jalur “on road” lagi, melewati cluster Tropikana dan kemudian finish di KUPAT TAHU Bandung Rusa Raya.

Pagi-pagi Aku dan Anis [anak istri] sudah pada bangun, menyiapkan segala sesuatu untuk acara sepedaan Komunitas Insan Mandiri Cikarang yang lebih terkenal dengan sebutan Grup Cimart.

Ada kacang ijo yang kami blender dengan blender khusus, sehingga rasanya pasti berbeda dengan kacang ijo yang sering diminum oleh kawan-kawan yang sebentar lagi akan memenuhi rumah kami.

Satu lagi makanan yang kami siapkan adalah Carang Gesing, yang juga insya Allah dijamin enak, karena ditangani oleh istriku yang sedang getol-getolnya masak.

Jam 6.00 saat mestinya para "sepedawan" mulai berkumpul, ternyata belum ada yang nongol. Malah tetanggaku yang nongol duluan sambil ngajak anaknya yang masih pakai sepeda roda 4.

Kamipun ngobrol ngalor ngidul sambil menunggu teman-teman yang masih sibuk dengan kegiatan paginya masing-masing.

Ketelepon pak Ruwi, pak Saparjan dan pak ATG. Mereka pada siap untuk menuju ke rumahku, tapi akhirnya pak ATG nggak muncul juga, padahal ditunggu oleh Band Cimart sampai lohor untuk menyanyikan lagu My Way.

Kulihat di Fisbuk, pak ATG sempat lapor ke kelas dan kemudian istirahat karena malemnya begadang menjaga keamanan kampung [alias ronda].

Om Gazelle [Lead Gitar Band Cimart] yang akhirnya muncul beberapa saat kemudian. Sebagai biker sejati, maka semua perlengkapan standard menempel di badan dan sepeda pak Lis [alias Om Gazelle]

Kaca mata yang dipakai juga kulihat berbeda dengan kaca mata sepeda yang pernah kupunyai. Ada stopper untuk menahan keringat yang mengucur ke mata, sehingga keringat itu meresap di stopper itu atau dialirkan ke sisi kanan kiri mata pemakai.



Akhirnya satu demi satu peserta sepedaan Cimart muncul juga. Pak RTkupun ikut meramaikan suasana dengan suara emasnya.



Sebuah keyboard PSR 1500 sangat pas mengiringi semua biduan dadakan pada pagi itu.



Setelah puas menyantap jus kacang ijo, Carang gesing dan melepas stres dengan lagu-lagu nostalgia, maka berangkatlah rombongan kecil ini menuju ke lapangan golf.

Tentu saja acara narsis tidak dilupakan. Sayangnya, karena kebanyakan tukang foto, jadi acara foto-memfoto ini tidak jelas fokusnya. Yang penting ada dokumentasinya !



Perjalanan on road dimulai dari Rumahku di Jalan Puspita VII Blok T.26 Montana sampai ke Lapangan Golf Jababeka.

Begitu sampai di Golf Jababeka, LiLo langsung membagi voucher Kupat Tahu Bandung [KTB]. Ada diskon 40% dari pak Ato, anggota Grup Cimart yang menjadi pemilik KTB. Yang lucu adalah saat Lilo memberikan voucher diskon KTB ini ke Pak Ato, sang Pemilik KTB.



Rupanya LiLo tidak tahu kalau yang dia beri voucher adalah sang pemilik voucher. Untungnya pak Ato sangat bijaksana. Dengan senyumnya dia menerima voucher itu, sehingga LiLo tidak merasa salah memberi.



Sejak kemarin, LiLo memang sudah menunggu saat-saat bersepedaan ini, sehingga hari ini dia terlihat begitu bersemangat untuk melakukan apa saja untuk mendukung acara sepedaan ini.

Acara sepedaan Grup Cimart ini jadi terasa sangat spesial buat keluargaku, karena anakku yang nomor dua sedang siap-siap merayakan ultahnya nanti malam [tapi acaranya sengaja disamarkan, sehingga anakku nomor dua tidak tahu kalau ada kejutan menanti di malam harinya]. Sejak kemarin anakku ini memang ikut aku mencoba rute sepdaan hari ini.

Acara istirahat inipun diisi dengan perbincangan seputar SELI [sepeda lipat] yang dibawa oleh salah satu peserta. Sepeda dengan harga asli 1,6 juta ini sudah dipermak habis, sehingga menjadi sepeda yang lebih ganteng dengan biaya total menjadi 2,6 juta [jadi ada biaya peningkatan mutu sebesar 1 jutaan].



Tidak sampai lima menit istirahat, komandan regu sudah meminta pasukan untuk bergerak kembali menuju jalur off road.

Lilo yang selama ini selalu kecapekan kalau sepedaan menuju Lapangan Golf ini terlihat masih semangat untuk mengikuti rute off road yang menghadang di depan.

"Pak, biasanya aku sudah capek lho kalau sampai di Golf ini", begitu katanya sambil tersenyum-senyum. Dia memang senang sekali karena sepedanya sudah diperbaiki, sehingga lebih keren, terutama bel sepedanya.

Ternyata medan off road ini cukup menantang. Jalan sempit dan licin membuat aku harus ekstra hati-hati, malu dong kalau sampai kepleset. Kasihan juga anakku yang kugonceng. Bisa malu abiz dianya nanti kalau aku terjatuh.

Sepedaku sebenarnya memang jenis on road, jadi kurang cocok untuk medan off road, tapi sepeda off roadku memang sengaja kupinjamkan ke salah satu peserta sepedaan ini yang belum sempat beli sepeda baru.

Beberapa saat mengikuti medan off road, rupanya ketemu medan on road lagi. Jadi aku bisa bernafas lega. Terasa ringan kukayuh sepeda ini, maklum aku kan pakai sepeda tandem, jadi bisa "double gardan" deh.

Sekitar 80% perjalanan, rasa capek mulai menghinggapi LiLo, sehingga dia sudah mulai mengeluh.

"Capek pak!", begitu keluhnya.

Keluhan ini rupanya didengar oleh pak Wahono, yang langsung memacu sepedanya untuk mengingatkan kepala regu agar memperlambat kayuhannya karena ada peserta cilik yang kecapekan.

Kulihat mereka yang di depan akhirnya pada berhenti menunggu rombongan yang kececer di belakang.

Begitu kami sampai, maka rombongan langsung bergerak kembali dan medan "off road"-pun kembali berada di depan kami.

Ajaibnya, LiLo yang kecapekan tiba-tiba seperti mendapat tenaga baru. Jalan menanjak dia sikat habis, sedangkan peserta lain pada kesulitan mengatur irama genjotan, karena rapatnya jarak di antara kami. Kalau untukku sih jalan menanjak memang tidak masalah, karena ada dua pengayuh sepeda tandem ini.

Adrenalin LiLo makin meningkat ketika sampai di medan turunan terjal.



Ketika semua peserta dihentikan oleh kepala regu, LiLo justru ingin segera melewati turunan itu. Dituntunnya sepedanya ke deretan paling depan, agar dapat meluncur secepatnya kalau sudah diperbolehkan meluincur.

Setelah semua sepeda motor pengguna jalan umum ini dilewatkan, maka tibalah saat para pengendara sepeda untuk mencoba jalan menurun yang cukup terjal ini.

"Janga gunakan rem depan, pakai rem belakang saja", begitu komando kepala Regu.

Begitulah, satu demi satu para peserta menuruni turunan terjal itu. Kulihat LiLo dipandu oleh kawanku [pak Akur], padahal sebenarnya LiLo maunya turun tanpa dipandu. Terima kasih pak Akur atas panduannya [begitu kata yang ada di hatiku].

Begitu semua pengendara sepeda sukses menuruni jalan terjal itu, maka acara narsis kembali ON. Mulailah mereka pada berpose di tengah alam yang penuh dengan udara segar ini. Senyum merebak kemana-mana, terutama ke arah juru foto "amatiran".




Selesai mode narsis, maka tak terasa akhirnya sampai juga rombongan ini di KTB. Kulihat para peserta tambahan pada bermunculan di pinggir jalan. Mereka adalah anggota CiMart yang naik sepeda motor dan ingin ikut ber"kongkow" ria di KTB.

"Pak nanti kita ke tempat turunan itu lagi ya. Aku mau menurun lagi di situ", kata LiLo dengan penuh semangat.

Kamipun ngobrol tentang perasaan hati Lilo ketika tadi dia merasa kecapekan dan kemudian jadi bersemangat lagi ketika melihat medan yang curam itu.

Lilo terlihat sangat antusias menceritalan suasana hatinya ketika menuruni turunan terjal itu. Gayanya naik sepedapun masih serasa di medan off road, padahal saat itu kita sudah di medan on road lagi.



Suasana di KTB akhirnya penuh dengan canda tawa. Silih berganti para anggota CiMart menyambangi kami. Merekapun akhirnya diracuni oleh beberapa aktifis B2W.



"Ini racun yang paling sehat di dunia, B2W bukan R4N1", begitu kira-kira penyebaran racun itu.

Selesai kita menyantap KTB, maka pak Ruwi, Deputy Director CiMart tampil ke depan dan menyampaikan sebuah pidato singkat.

"Bertepatan dengan ulang tahun ke 3 Kursus Musik Jimmie Manopo, maka khusus hari ini KTB gratis untuk peserta sepedaan CiMart"

Langsung kitapun bertepuk tangan dengan senyum yang mengembang [besaaaar sekali].

"Bagi mereka yang mendaftarkan putra putrinya di JM, maka 25 persen dari pendaftaran akan disalurkan ke kaum Duafa", lanjut pak Ruwi.

Tepuk tanganpun makin keras, sambil mengucapkan Amin, bersyukur pada Tuhan atas karuniaNya.

Selesailah acara makan KTB yang sangat lezat ini. Masakan KTB ini memang terasa lezat dan nikmat karena disamping masakannya memang lezat, masih ditambah rasa lapar sehabis mengayuh sepeda dari Montana ke KTB.



Ternyata acara masih belum selesai benar, karena sebagian peserta rupanya masih ingin main ke rumahku. Alhamdulillah, jus kacang ijo dan Carang Gesing buatan istriku laris manis. Habis tanpa sisa.

Terima kasih teman-teman yang telah mengharagai pekerjaan masak istriku.

Acara siang itupun dilanjutkan dengan permainan Keyboard pak Faisal Mahbub dan petikan gitar Pak Lis. Vocalis dadakanpun muncul, begitu juga lagu-lagu dadakan juga muncul. Pak Akur yang biasa nyanyi malah asyik nulis blog dikawani anak kesayangannya.




Ketemulah beberapa lagu yang terasa pas untuk dimainkan saat acara pernikahan salah satu kawan kita nanti. Hari Kamis 21 Mei 2009 nanti, memang band Cimart akan manggung di Tropikana dan hari ini, meskipun bukan jam latihan, ternyata malah dapat lagu-lagu yang lebih enak dibawain dibanding lagu-lagu yang sering dilatih di studio JM [Jimmie Manopo].

Ini sungguh hari yang penuh dengan suka cita. Senyum bertebaran dimana-mana dan kemana-mana.

Terima kasih Tuhan atas karuniaMu.

Semoga kami menjadi hambaMu yang pandai bersyukur.
Amin.

.....
...
.